NganjukHits.com – Teka teki menjelang Pilkada Nganjuk 2024, dinamika politik semakin memanas dengan munculnya berbagai spekulasi terkait rekomendasi dari DPP. Partai Nasdem dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menjadi sorotan utama, mengingat peran kedua partai politik belum menentukan arah dukungan calon kepala daerah.
Nasdem, yang dikenal sebagai partai yang dinamis dan sering mengejutkan publik dengan langkah politiknya, saat ini tengah mempertimbangkan beberapa opsi dalam menentukan dukungan. Sementara itu, PDIP sebagai partai dengan basis massa kuat di Nganjuk, juga belum memberikan sinyal pasti mengenai arah koalisi mereka maupun dukungan.
Sumber internal menyebutkan bahwa kedua partai ini memiliki potensi untuk bekerja sama, namun ada juga isu yang menyebutkan adanya perbedaan strategi dan kepentingan yang mungkin menghambat terbentuknya koalisi.
Dalam beberapa minggu terakhir, muncul surat tugas dari Dewan Pimpinan Pusat PDIP telah memberikan surat tugas kepada salah satu kandidat, untuk menjalin komunikasi politik intensif guna membahas potensi koalisi. Namun, hingga saat ini, belum ada pengumuman resmi rekomendasi arah dukungan pada kandidat.
Di satu sisi, Partai Nasdem dikabarkan tengah mempertimbangkan nama potensial yang dianggap memiliki elektabilitas tinggi serta pengalaman. Sumber internal menyebutkan bahwa partai ini cenderung memilih figur yang sudah memiliki rekam jejak yang peduli dengan masyarakat di wilayah Nganjuk, untuk dapat menarik simpati pemilih.
Pengamat politik memprediksi bahwa pengumuman resmi terkait rekomendasi dari Nasdem dan PDIP akan dilakukan dalam waktu dekat. Sampai saat itu, publik Nganjuk terus menunggu dan memperhatikan setiap perkembangan yang terjadi.
Pengamat politik Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Nurbani Yusuf mengatakan, bahwa surat tugas dari PDIP yang di berikan pada salah satu kandidat ini belum tentu final, keputusan partai masih bisa berubah seiring dengan dinamika politik yang berkembang.
“Keputusan PDIP memang sudah diumumkan, namun dalam politik, segalanya bisa saja berubah, apalagi jika ada tekanan atau pertimbangan baru yang muncul di menit-menit terakhir,” jelas Nurbani Yusuf.
Ia menambahkan bahwa partai politik besar seperti PDIP sering kali mempertimbangkan berbagai faktor sebelum benar-benar mengunci pilihan mereka, termasuk survei elektabilitas terbaru dan dukungan dari tokoh-tokoh kunci.
Menurutnya, hal ini itu terjadi tidak hanya pada PDIP, namun, juga terjadi pada partai politik lainnya.misalnya NasDem, pada pilkada Nganjuk, juga belum menentukan arah dukungan.
“Jangankan ! menurunkan rekomendasi pada kandidatnya, lawong arah dukungan saja juga belum di tentukan,” ucap Nurbani.
Meskipun belum ada pernyataan resmi, rumor yang beredar menyebutkan bahwa kedua partai besar ini mungkin akan mendukung kandidatnya masing -masing.
“Tidak bisa di pungkiri, kedua partai PDIP dan NasDem, dalam pilkada Nganjuk juga bersatu mendukung salah satu kandidat yang sesuai visi dan misi kedua partai,” ujarnya.
“Untuk memperkuat peluang kemenangan. Namun, skenario ini masih menjadi spekulasi dan menunggu keputusan akhir dari masing-masing partai,”imbuh Nurbani.
Pilkada Nganjuk sendiri diprediksi akan berlangsung ketat, mengingat pentingnya wilayah ini dalam peta politik Jawa Timur. “Dengan elektabilitas yang masih cair, keputusan Nasdem dan PDIP terkait rekomendasi calon bupati akan sangat mempengaruhi dinamika politik di daerah tersebut,” pungkasnya.***