GAPOKTAN ini nantinya akan menjadi wadah bagi para petani untuk menghimpun padi, yang kemudian diolah menjadi beras berkualitas tinggi.
“Jadi, langkah ini bukan hanya untuk meningkatkan kesejahteraan petani, tetapi juga sebagai upaya mencegah praktik tengkulak nakal dan mafia beras yang sering merugikan petani maupun konsumen. Dengan adanya GAPOKTAN yg memproduksi beras lokal, kita pastikan hasil jerih payah petani dihargai dengan layak dan konsumen mendapatkan beras berkualitas dengan harga yang wajar,” beber Bunda Ita.
Banyak daerah lain sudah membuktikan keberhasilan mereka dalam mengolah padi menjadi beras siap konsumsi, dan kita dapat belajar dari pengalaman mereka.
“Dengan mengolah padi langsung menjadi beras di wilayah kita sendiri, kita tidak hanya menambah nilai ekonomi hasil pertanian, tetapi juga menciptakan rantai ekonomi baru,”tambahnya
“Semua pihak akan ikut terlibat, termasuk para tukang selep yang berperan penting dalam proses pengolahan. Kolaborasi ini akan memperkuat perekonomian lokal dan memastikan hasil panen petani dapat diolah dengan baik di daerah sendiri, sehingga manfaatnya dirasakan lebih luas oleh seluruh masyarakat,” pungkasnya.***